Thursday, March 20, 2008

Meneropong Akar Feminisme

Menalar backround munculnya feminisme
Tidak diragukan lagi bahwa feminisme adalah produk yang diusung oleh Barat, sebagaimana liberalisme dan pluralisme agama. munculnya gerakan-gerakan pemikiran tersebut tidak terlepas dari sejarah yang pernah dialami oleh barat yang masih ada hubungannya dengan agama Kristen. Pada abad pertengahan, barat mengalami sejarah getir yang dikenal dengan sebutan masa kegelapan (the Dark Ages). Salah satu motif terjadinya masa kegelapan dalam peradaban barat adalah dominasi agama Kristen, yang mengklaim dirinya sebagai institusi resmi wakil Tuhan yang ada di muka bumi ini. Klaim Kristen sebagai wakil Tuhan tersebut berbeda sama sekali dengan sikap dan gerakan mereka, kekuasaannya saat itu membuat mereka bebas mengadakan gerakan-gerakan brutal bagi siapa saja yang melanggar ketentuan-ketentuan Gereja, salah satu bentuk kebrutalan mereka adalah terbentuknya institusi Kristen yang dikenal dengan sebutan Inquisisi. Beberapa ahli sejarah, seperti Peter De Rose dan Keren Amstrong yang sekaligus mantan biarawati telah mencatat dan mendeskripsikan inquisisi yang dialami oleh barat, mereka dalam tulisannya menyebut inquisisi sebagai evil (Iblis). Orang-orang yang menentang gereja disiksa dan dibakar, namun yang mengherankan adalah penyiksaan dan pembakaran itu dilakukan oleh orang-orang tersuci yang bertindak atas perintah Jesus (Vicar of Jesus).

Ukuran pertentangan komunitas barat dengan Gereja pasti tidak terlepas dari pertentangan mereka dengan Bible (kitab suci) orang-orang kristen dan konsep teologi sebagai dogma yang mesti atau mau tidak mau harus diterima oleh mereka. Saya akan langsung mengutip beberapa Ayat- ayat Bible yang terdapat di dalam kitab perjanjian baru yang berkaitan dengan wanita, di antaranya sebagai berikut:
1. "Wanita harus belajar dengan berdiam diri dan dengan rendah hati. Aku tidak membenarkan wanita mengajar atau memerintah lelaki; wanita mesti berdiam diri. Hal ini demikian kerana Adam dicipta dahulu, kemudian barulah Hawa. Lagi pula bukan Adam yang ditipu, tetapi wanita yang tertipu, sehingga melanggar perintah Allah." 1 Timothy 2:11-14
Ayat ini menyatakan, bahwa wanita harus berdiam diri dan rendah hati serta tidak dibenarkan untuk mengajar dan memerintah lelaki.
2. "Kaum wanita haruslah berdiam diri di dalam gereja. Mereka tidak dibenarkan berkata-kata; mereka harus patuh kerana demikianlah ajaran Taurat. Jika mereka hendak mengetahui sesuatu, mereka harus bertanya kepada suami mereka di rumah. Amatlah memalukan jika seseorang wanita berkata-kata di perjumpaan jemaah." 1 Korintus 14:34-35
Ayat bible ini menjelaskan bahwa, wanita tidak diperbolehkan untuk berbicara dalam sebuah perkumpulan atau jama'ah.

Adapun ayat-ayat dalam perjanjian lama yang berkenaan dengan wanita, salah satu di antaranya adalah: "Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit daripada maut: perempuan yang adalah jala, yang hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu. Orang yang dikenan Allah terhindar daripadanya, tetapi orang yang berdosa ditangkapnya. Lihatlah, ini yang kudapati, kata Pengkhutbah: Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat kesimpulan, yang masih kucari tetapi tidak kudapati, kudapati seorang lelaki yang lurus di antara seribu, tatapi tidak kudapati seorang perempuan yang lurus di antara mereka." Pengkhutbah 7:26-28
Ayat ini menerangkan bahwa wanita adalah perangkap, hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu. Dan adalah mungkin untuk menemukan seorang laki-laki yang lurus dalam seribu lelaki dan tidaklah mungkin untuk menemukan wanita yang lurus di dalam seribu wanita.

Kalau kita cermati bersama, ayat-ayat bible di atas yang dijadikan dogma oleh gereja, banyak sekali yang mendiskreditkan wanita, maka tidak heran jika wanita barat beberapa dekade kemudian mendeklarasikan konsep feminisme, yang bertujuan untuk mensejajarkan diri dan hak mereka dengan laki-laki. Ini adalah trauma sejarah yang pernah dialami oleh komunitas barat yang menyebabkan pandangan-pandangan mereka kontra dan bertentangan dengan agama kristen, yang ujungnya berimbas pada semua agama.

Wanita dalam Pandangan Islam
Sikap kontra barat terhadap agama kristen seharusnya tidak boleh disamakan terhadap agama-agama yang lain termasuk Islam. Untuk membedakan sikap dan pandangan agama Islam dengan sikap dan pandangan agama Kristen terhadap wanita, kita dapat meniliknya melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan historis dan pendekatan deskriptif-ajaran yang termaktub dalam al-Quran dan al-Hadits.

Pendekatan historis; Marilah kita menengok sekilas kehidupan wanita pada masa jahiliyah atau masa sebelum datangnya agama Islam, mereka sama sekali tidak dihargai sebagai manusia yang telah diciptakan oleh Tuhan, adanya mereka ketika itu dianggap sebagai pemuas hawa nafsu lelaki semata. Seorang wanita yang melahirkan bayi perempuan, menyebabkan sang suami serta keluarganya seakan mendapatkan aib yang membuat mereka malu dan menurunkan derajat mereka, hingga tidak heran mereka tega mengubur hidup-hidup bayi yang berjenis kelamin perempuan, sementara ketika seorang wanita melahirkan bayi laki-laki, keluarganya merasa bangga dan merasa dikaruniai rizki yang tiada terhingga. Kedatangan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. telah merubah keadaan itu. Islam mensejajarkan kaum wanita dan kaum lelaki, Islam mengharamkan mengubur hidup-hidup bayi perempuan, Islam memberikan hak mereka untuk mendapatkan pengajaran dari kedua orang tua mereka.

Pendekatan deskriptif-ajaran; sumber utama ajaran Islam adalah al-Quran. al-Quran tidak sedikitpun mendiskreditkan kaum wanita, melainkan ia mendeklarasikan keseimbangan hak dan kewajiban antara kaum lelaki dengan kaum wanita (Al-Baqarah (2):228), keseimbangan pahala atas amal yang telah mereka kerjakan (Al-'Imran (3):195)(Al-Nahl (16):97)(al-Mukmin (40):40), keseimbangan bahagian antara lelaki dan perempuan (Al-Nisaa (4):32), mendapatkan harta waris dari ibu, bapak dan keluarganya (Al- Nisaa (4):7), mendapatkan jaminan untuk masuk ke dalam surga apabila mereka beriman (Al-Nisaa (4):124), dan diberi rahmat oleh Allah Swt (Al-Taubah (9):71).

Sedangkan sumber kedua ajaran Islam adalah al-Hadits. Hadits nabipun banyak yang berbicara tentang hak-hak wanita dan memperhatikan kehidupan mereka, di antara hadits-hadits tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nabi Muhammad Saw bersabda: "Yang terbaik di kalangan golongan beriman adalah yang terbaik akhlaknya, dan yang terbaik di kalangan kamu adalah mereka yang terbaik terhadap isterinya."
2. Abu Said al-Khudri meriwayatkan: "Nabi (s.a.w.) berkata: jika seseorang membesarkan tiga orang anak perempuan, mendidik mereka, mengahwinkan mereka dan berbuat baik terhadap mereka, dia akan masuk syurga."
3. Abdullah bin Abbas meriwayatkan: "Nabi (s.a.w.) berkata: Jika seseorang mempunyai seorang anak perempuan dan tidak menanamnya hidup-hidup, atau mengabaikannya, atau melebihkan anak lelakinya daripada anak perempuannya, Allah akan memasukkannya ke dalam syurga."

Dari sini jelas sekali perbedaan antara agama Kristen dengan agama Islam dalam memandang wanita. Oleh sebab itu tidak dibenarkan sikap barat yang menganggap sama antara satu agama dengan agama lainnya. Dan kalau misalkan feminisme itu ditekankan pada persamaan hak antara kaum laki-laki dengan kaum perempuan, maka Islam telah terlebih dahulu mendeklarasikan statemen tersebut ratusan tahun yang lalu, sebagai respon atas budaya arab jahiliyah yang mendiskreditkan kaum wanita. Oleh sebab itu tidak dibenarkan sikap para pemudi Islam yang terlalu menggembor-gemborkan feminisme yang pada dasarnya adalah respon pemudi barat atas sejarah pedihnya di abad pertengahan akibat dominasi agama Kristen.

Wallahu a'lam bishawab.

No comments: